Sabtu, 24 Desember 2011

Paper elastisitas


TUGAS MAKROEKONOMI

ELASTISITAS




LOGO UNS
 


                                                                   







Vina Puspitasari
F0311116

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011




ELASTISITAS
A.    Pengertian Elastisitas
Menurut N.Gegory Mankiw, elastisitas adalah ukuran besarnya respon jumlah permintaan atau jumlah penawaran terhadap perubahan salah satu penentunya. Menurut McEachern, elastisitas mengukur keinginan dan kemampuan pembeli dan penjual untuk mengubah perilaku mereka akibat adanya perubahan dalam lingkungan ekonomis mereka. Menurut Elliot, ekonom mengukur bagaimana kuantitas penjualan menanggapi perubahan harga melalui elastisitas permintaan. Elastisitas mengukur respons kuantitas dijual kepada perubahan kecil dalam harga dan itu tidak didasarkan pada perubahan mutlak tetapi pada perubahan persentase. Economists measure how quantity sold responds to a change in price through elasticity of demand. Elasticity measures the responsiveness of quantity sold to a small change in price, and it is based not on absolute changes but on percentage changes. ( Elliot, 1992). Menurut Barker, secara umum, elastisitas permintaan mengukur respons suatu produk dalam permintaan sebagai akibat dari perubahan dalam faktor-faktor penentu tersebut. Elastisitas harga permintaan mengukur respons dari permintaan untuk produk sebagai akibat dari perubahan harga. In general terms, the elasticity of demand measures a product's responsiveness in demand as a result of changes in its determinants. The price elasticity of demand measures the responsiveness of the demand for a product as a result of a change in its price. (Barker, 2000). Menurut Irene, hubungan antara penawaran dan permintaan untuk barang (atau jasa) dan perubahan harga disebut elastisitas. The relationship between the supply and demand for a good (or service) and changes in price is called elasticity. (Irena, 2010)
Elastisitas adalah pengaruh perubahan jumlah yang diminta atau ditawarkan terhadap perubahan harga. Elastisitas mengukur kepekaan kuantitas barang yang ditawarkan produsen atau barang yang diminta konsumen terhadap perubahan harga.
B.     Jenis-Jenis Elastisitas
1.      Elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand) 
Menurut Mankiw, (price elasticity of demand) merupakan ukuran besarnya respon jumlah permintaan suatu barang terhadap perubahan harga barang itu, dihitung sebagai perubahan persentase jumlah permintaan dibagi dengan perubahan persentase harga. Permintaan suatu barang dikatakan elastis apabila jumlah permintaan berubah banyak karena harga berubah, sedangkan permintaan dikatakan inelastis apabila jumlah permintaan mengalami sedikit perubahan ketika harga berubah. Elastisitas harga permintaan untuk barang apapun mengukur kerelaan para konsumen mengganti konsumsi barang itu jika harganya naik. Dengan demikian, elastisitas mencerminkan begitu banyak kekuatan ekonomi, sosial, dan psikologi yang membentuk berbagai selera para konsumen.(Mankiw, 2004)
Menurut McEachern, (price elasticity of demand) merupakan ukuran kepekaan kuantitas yang diminta terhadap perubahan harga, persentase perubahan kuantitas yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga. Dengan adanya perubahan harga tertentu, semakin kurang elastis permintaan, maka semakin kecil perubahan jumlah yang diminta.
Menurut Rissels, elastisitas harga permintaan adalah bagaimana permintaan sensitif untuk barang atau jasa untuk perubahan harga. Price Elasticity of Demand adalah alat yang bermanfaat untuk membuat keputusan tentang berbagai harga produk di mana ada hubungan berbanding terbalik antara harga dan permintaan yaitu ketika harga naik, permintaan turun dan ketika harga turun, permintaan naik. Price elasticity of demand measures how sensitive demand for a good or service is to a change in the price. Price Elasticity of Demand is a helpful tool for making decisions on pricing any product where there is an inversely proportional relationship between price and demand  that is to say, where when the rate goes up, members demand proportionally less of a product, and when the rate goes down, members demand proportionally more of it.(Rissel, 2011)
2.      Elastisitas pendapatan dari permintaan (income elasticity of demand)
Menurut Mankiw, (income elasticity of demand) merupakan ukuran besarnya respon jumlah permintaan suatu barang terhadap perubahan pendapatan konsumen, dihitung sebagai perubahan persentase jumlah permintaan dibagi perubahan persentase pendapatan. Kebanyakan barang yang ada di pasar adalah barang normal yaitu pendapatan yang lebih tinggi meningkatkan jumlah barang yang diminta. Karena jumlah yang diminta dan pendapatan bergerak pada arah yang sama, barang normal memiliki elastisitas pendapatan positif. Sebagian kecil barang, seperti tiket bus, merupakan barang inferior yaitu semakin tinggi pendapatan menurunkan jumlah yang diminta. Karena jumlah yang diminta dan pendapatan bergerak pada arah yang berlawanan, barang inferior memiliki elastisitas pendapatan negatif. Bahkan di antara barang-barang normal, elastisitas pendapatan berbeda-beda ukurannya. Kebutuhan pokok seperti makanan dan pakaian, cenderung memiliki elastisitas pendapatan yang kecil (inelastis terhadap pendapatan) karena para konsumen, terlepas dari tinggi rendahnya pendapatan mereka memilih untuk membeli beberapa barang ini (kurang dari satu). Kemewahan seperti permata, mobil mewah cenderung memiliki elastisitas pendapatan yang besar (elastis terhadap pendapatan) karena para konsumen merasa bahwa mereka dapat hidup tanpa barang-barang tersebut jika pendapatan mereka terlalu rendah (lebih dari satu). (Mankiw, 2004)
When we measure elasticity, what is being measured is the responsiveness to demand to its determinants, such as income and other goods. This gives rise to income elasticity of demand and cross price elasticity ofdemand. Income elasticity measures the responsiveness of demand to a change in income. (Barker,2000). Mengukur elastisitas dipengaruhi oleh dua hal yaitu pendapatan dan harga barang lain. Elastisitas pendapatan mengukur respon permintaan terhadap perubahan pendapatan.
Menurut McEachern, (income elasticity of demand) mengukur perubahan permintaan konsumen (pada tingkat harga tertentu) akibat adanya perubahan pendapatan. Secara lebih spesifik, elastisitas pendapatan dari permintaan mengukur persentase perubahan permintaan dibagi dengan persentase perubahan pendapatan yang menyebabkannya.
3.      Elastisitas harga silang dari permintaan (cross-price elasticity of demand)
Menurut Mankiw, (cross-price elasticity of demand) merupakan ukuran besarnya respons jumlah permintaan suatu barang terhadap perubahan harga barang lain, dihitung sebagai perubahan persentase jumlah permintaan barang pertama dibagi perubahan persentase jumlah permintaan barang kedua. Negatif atau positifnya nilai elastisitas harga silang dari permintaan bergantung pada apakah kedua barang adalah substitusi atau komplementer. Barang substitusi adalah barang yang secara khusus saling menggantikan fungsinya. Pada barang substitusi, harga barang I dan jumlah permintaan barang II bergerak pada arah yang sama, elastisitas harga silangnya positif.  Sebaliknya barang komplementer adalah barang-barang yang biasanya digunakan secara bersamaan. Barang komplementer elastisitas silangnya adalah negatif. (Mankiw,2004)
When we measure elasticity, what is being measured is the responsiveness to demand to its determinants, such as income and other goods. This gives rise to income elasticity of demand and cross price elasticity of demand. Cross price elasticity of demand measures the responsiveness of quantity demanded to a change in price of another good. (Barker, 2000) Mengukur elastisitas dipengaruhi oleh dua hal yaitu pendapatan dan harga barang lain. Elastisitas silang mengukur respon permintaan terhadap perubahan harga barang lain.
Menurut McEachern, (cross-price elasticity of demand) merupakan persentase perubahan permintaan satu barang akibat persentase perubahan harga barang lain. Hal ini dirumuskan sebagai persentase perubahan permintaan satu barang (pada harga tetap tertentu) dibagi dengan persentase perubahan harga barang lain. Nilainya bisa positif, negatif, atau nol, tergantung pada kedua barang tersebut adalah barang substitusi,komplemen, atau tidak berhubungan.
4.      Elastisitas harga penawaran (price elasticity of supply)
Menurut Mankiw, (price elasticity of supply) merupakan ukuran besarnya respons jumlah penawaran suatu barang terhadap perubahan harga barang itu, dihitung sebagai perubahan persentase jumlah penawaran dibagi perubahan persentase harga. Penawaran suatu barang dikatakan elastis apabila jumlah yang ditawarkan berubah banyak jika harganya berubah. Penawaran dikatakan inelastis apabila jumlah yang ditawarkan berubah hanya sedikit jika harganya berubah. Elastisitas harga penawaran bergantung pada fleksibilitas para penjual untuk mengubah jumlah barang yang mereka produksi. Dalam kebanyakan pasar, kunci utama dari elastisitas harga penawara adalah lamanya jangka waktu. Penawaran biasanya lebih elastis untuk jangka panjang dibandingkan jangka pendek. Untuk jangka pendek, perusahaan tidak dapat dengan mudah ukuran pabrik mereka untuk membuat lebih banyak atau lebih sedikit barang. Oleh karena itu, untuk jangka pendek, jumlah yang ditawarkan tidak begitu responsif terhadap harga. Sebaliknya, untuk jangka panjang, perusahaan dapat membangun pabrik baru atau menutup pabrik lama. Sebagai tambahan, perusahaan baru dapat memasuki pasar, dan perusahaan lama bisa tutup. Maka, untuk jangka panjang, jumlah yang ditawarkan dapat berubah banyak jika harganya berubah. (Mankiw, 2004)
Menurut McEachern, (price elasticity of supply) adalah ukuran kepekaan kuantitas yang ditawarkan terhadap perubahan harga, persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan dibagi dengan persentase perubahan harga. Harga adalah tanda dari pasar yang menunjukkan tingkat kelangkaan produk secara relatif, harga tinggi cenderung mengurangi konsumsi dan mendorong produksi. Kenaikan harga mengakibatkan kenaikan jumlah yang ditawarkan, maka persentase perubahan kuantitas dan persentase perubahan harga bergerak dalam arah yang sama,sehingga elastisitas harga dari penawaran bernilai positif. Elastisitas harga dari penawaran tergantung pada kecepatan perubahan biaya produksi bila jumlah output mengalami perubahan. Semakin lama waktu yang tersedia bagi produsen untuk mengadakan penyesuaian terhadap perubahan harga, maka penawarnnya menjadi semakin elastis.
C.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
1.      Ketersediaan barang substitusi
Semakin tinggi ketersediaan barang substitusi atas suatu barang dan juga semakin tinggi tingkat kemampuan mensubstitusi, maka permintaan barang tersebut menjadi semain elastis. Jumlah dan ketersediaan barang substitusi tergantung pada cara kita mendefinisikan suatu  barang. Semakin luas definisi suatu barang, maka semakin kecil sustitusi yang tersedia dan semakin kurang elastis permintaannya. (McEachern, 2000)
Elasticity depends on the stability of consumption habits and especially on the availability of substitutes. Other influencing factors would include price of substitutes and consumer income. (Elliot,1992). Elastisitas tergantung pada tingkat konsumsi dan ketersediaan barang pengganti. Faktor lainnya yang mempengaruhi elastisitas adalah harga barang pengganti dan pendapatan konsumen.
2.      Proporsi anggaran konsumen yang dibelanjakan untuk barang tertentu
Semakin besar proporsi nilai barang dibandingkan anggaran konsumen,hal lain diasumsikan konstan , maka semakin besar efek pendapatan yang terjadi atas adanya suatu perubahan harga, sehingga permintaan atas barang tersebut menjadi semakin elastis. (McEachern, 2000)
3.      Rentang waktu
Semakin lama waktu penyesuaian berlangsung, maka semakin besar juga kemampuan konsumen untuk mensubstitusi barang yang harganya tinggi dengan barang yang harganya relatif lebih rendah. Dengan kata lain, semakin lama waktu penyesuaian berlangsung, semakin peka perubahan jumlah yang diminta terhadap suatu perubahan harga. Elastisitas harga akan lebih besar dalam jangka panjang karena konsumen mempunyai lebih banyak waktu untuk melakukan penyesuain. (McEachern, 2000)
4.      Definisi pasar
Pasar yang terdefinisi sempit cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis dibandingkan yang terdefinisi luas, karena lebih mudah menemukan substitusi untuk barang-barang yang didefinisikan secara sempit.(Mankiw,2004)
5.       Kebutuhan dan kemewahan
Kebutuhan cenderung memiliki permintaan yang inelastis, sebaliknya kemewahan memiliki permintaan yang elastis.(Mankiw,2004)
D.    Jenis-jenis Elastisitas dan Pendapatan Total
The price elasticity of demand for a particular proportionate change in price can be, elastic, inelastic or unit elasticity. An elastic price elasticity of demand would exist when the percentage change in demand was greater than the percentage change in price. Conversely, when the percentage change in demand is less than the percentage change in price, the price elasticity ofdemand is said to be inelastic. The unique case of unitary price elasticity of demand arises when the percentage change in price is equal to the percentage change in demand. In addition to the three cases identified above, price elasticity ofdemand may occupy two other extreme values, zero and infinity. These values are associated with a perfectly inelastic and perfectly elastic. (Barker, 2000). Elastisitas harga dapat bernilai elastis,  inelastis atau elastisitas unit. Sebuah elastisitas harga akan bernilai elastis ketika persentase perubahan permintaan lebih besar daripada persentase perubahan harga. Sebaliknya, ketika persentase perubahan permintaan kurang dari persentase perubahan harga, elastisitas harga menjadi inelastis. Kasus unik elastisitas muncul ketika persentase perubahan harga sama dengan persentase perubahan permintaan. Elastisitas ini disebut elastisitas uniter. Selain tiga kasus yang diidentifikasi di atas, harga elastisitas dapat menduduki dua nilai ekstrim lain yaitu nol dan tak terhingga. Nilai-nilai ini terkait dengan permintaan inelastis sempurna dan elastis sempurna.
The change in price produces a greater change in the quantity demanded. This represents an elastic demand. The policy implications are a small increase in price will produce greater decrease in demand. The net result is a decrease in overall revenue to the firm. The demand curve is less elastic, the change in price exceeds the change in the quantity demanded. The policy implication in this situation is an increase in price will yield an overall increase in total revenue to the firm. Similarly for the reduction in price the reverse holds true. (Barker, 2000). Perubahan harga menghasilkan perubahan besar dalam kuantitas yang diminta. Ini merupakan permintaan elastis. Implikasi kebijakan ini adalah peningkatan kecil dalam harga akan menghasilkan penurunan lebih besar dalam permintaan. Hasil bersih adalah pendapatan keseluruhan bagi perusahaan. Ketika kurva permintaan kurang elastis, perubahan harga melebihi perubahan kuantitas yang diminta. Implikasi kebijakan dalam situasi ini adalah kenaikan harga akan menghasilkan peningkatan keseluruhan pendapatan total perusahaan. Demikian pula untuk penurunan harga berlaku sebaliknya. Goods that are inelastic are relatively insensitive to changes in price, whereas elastic goods are very responsive to price. (Rissels, 2011). Barang yang inelastis yang relatif tidak sensitif terhadap perubahan harga, sedangkan barang elastis sangat responsif terhadap harga.
1.      Permintaan elastis
Jenis permintaan yang terjadi bila perubahan harga mempunyai efek yang relatif besar pada jumlah yang diminta. Persentase perubahan jumlah yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga. Elastis bernilai antara satu sampai tak terhingga (1 < ~). Pendapatan total (total revenue) akan turun jika harga naik.
2.      Permintaan elastis sempurna
Jenis permintaan yang terjadi bila setiap kenaikan harga akan menurunkan jumlah yang diminta hingga nol. Elastis sempurna bernilai tak terhingga (Ep= ~). Pendapatan total (total revenue) akan bernilai nol jika harga naik.
3.      Permintaan elastis uniter
Jenis permintaan yang terjadi bila persentase perubahan harga akan mnenyebabkan persentase perubahan kuantitas yang diminta dalam jumlah yang sama. Elastis uniter bernilai satu (Ep= 1). Pendapatan total (total revenue) akan tetap jika harga naik. When the percentage change in price brings about an identical percentage change in volume, the PED is 1, here called "unitary elasticity." When the price elasticity of demand is unitary, the overall effect of the price change on net income is $0. In other words, the income from the price increase is exactly offset by a decrease in the demand for the product. Or in the case of a price decrease, the volume increase causes the income to remain the same. Continuing with the example above, the neutral effect on income is easily shown. Simply calculate the income by multiplying the price and quantity before and after the change in price.(Rissel, 2011)
Ketika perubahan persentase harga identik dengan perubahan persentase volume permintaan , maka elastisitas bernilai 1 dan disebut "elastisitas uniter." Ketika elastisitas harga permintaan uniter, efek keseluruhan dari perubahan harga terhadap laba bersih adalah 0. Dengan kata lain, pendapatan dari kenaikan harga diimbangi oleh penurunan dalam permintaan produk atau dalam kasus penurunan harga, volume menyebabkan pendapatan tetap sama. Efek pendapatan yang tetap ini dapat dihitung dengan mengalikan pendapatan dengan harga dan kuantitas sebelum dan setelah perubahan harga.
4.      Permintaan inelastis
Jenis permintaan yang terjadi bila perubahan harga mempunyai efek yang relatif kecil pada jumlah yang diminta. Persentase perubahan jumlah yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harga Elastis uniter bernilai antara nol hingga satu (0 <  1). Pendapatan total (total revenue) akan naik jika harga naik.
5.      Permintaan inelastis sempurna
Jenis permintaan yang terjadi bila perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta Elastis uniter bernilai nol (Ep= 0). Pendapatan total (total revenue) akan naik jika harga naik.







E.     Jenis-jenis Kurva Elastisitas
1.      Elastisitas permintaan
Elastis (E>1)







Inelastis (E<1)






Elastis uniter (E= 1)


 












Elastis sempurna (E= ~)
Inelastis sempurna (E=0)


 







2.      Elastisitas penawaran
Inelastis sempurna (E= 0)
 





Inelastis (E< 1)

Elastis (E> 1)

Elastis sempurna (E= ~)







Elastis uniter (E= 1)


F.      Rumus-rumus Elastisitas
1.      Elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand)
a.       E=   perubahan persentase jumlah permintaan
                   Perubahan persentase harga
b.      Metode nilai tengah
E=   (Q2 - Q1)/ [(Q2 + Q1)/2]
         (P2 - P1)/ [(P2 + P1)/2]


2.      Elastisitas pendapatan dari permintaan (income elasticity of demand)
E=   perubahan persentase jumlah permintaan
                   Perubahan persentase pendapatan

3.      Elastisitas harga silang dari permintaan (cross-price elasticity of demand)
E=   perubahan persentase jumlah permintaan barang I
                   Perubahan persentase harga barang II

4.      Elastisitas harga penawaran (price elasticity of supply)
E=   perubahan persentase jumlah penawaran
                   Perubahan persentase harga

G.    Aplikasi elastisitas
Elastis dan Inelastis
A good example of price elasticity is found in the airline industry . We'll look at two types of customers:  the business traveler and the leisure traveler. The business traveler has meetings to attend out of town and needs to be in another city on a specific date and stay for a limited amount of time. His schedule is inflexible. Whatever the price the airline charges, he is likely to pay because he needs to conduct his business. The leisure traveler, on the other hand, can shop around. He has plans to take his family on vacation if he finds a reasonable air fare. If the ticket price is too high, he stays home. When the price drops, he makes reservations. The business traveler represents an inelastic demand as it relates to price. A change in price does not necessarily affect the demand for airline tickets. Factors other than price, such as the economy, may affect air travel for this customer. The leisure traveler represents an elastic demand relating to price. His buying decisions, the number of tickets he purchases, the frequency of his trips, are closely related to the price of the product.(Elliot,1992)
 Sebuah contoh untuk elastisitas harga misalnya dalam industri penerbangan. Dalam industri penerbangan,ada  dua jenis pelanggan yaitu perjalanan bisnis dan perjalanan wisata. Perjalanan bisnis mengharuskan seseorang untuk menghadiri  pertemuan-pertemuan di luar kota dan harus di kota lain pada tanggal tertentu dan tinggal untuk waktu terbatas. Jadwalnya tidak fleksibel. Berapapun banyaknya biaya penerbangan, seseorang tersebut cenderung untuk membayar karena dia perlu melakukan bisnisnya. Di sisi lain, perjalanan wisata di tempat  yang jauh bisa digantikan dengan  berbelanja di tempat yang dekat. Seseorng akan mengajak keluarganya berlibur jika dia menemukan tarif  penerbangan yang cenderung lebih murah. Jika harga tiket terlalu tinggi, ia tinggal di rumah. Ketika harga turun, ia membuat pemesanan. Perjalanan bisnis merupakan permintaan inelastis yang berkaitan dengan harga. Perubahan harga tidak mempengaruhi permintaan untuk tiket pesawat pada perjalanan bisnis. Perjalanan wisata merupakan permintaan elastis yang berkaitan dengan harga. Keputusan membeli tiket dan frekuensi perjalanannya, sangat erat berkaitan dengan harga produk.








DAFTAR PUSTAKA
Asmundson, Irena. (2010). Supply and Demand. Journal of Economic [Internet]. Available from: <http://search.proquest.com/docview/577305512/132FD87659E5FE6201A/11?accountid=44945 > [Accessed 11 November 2011].
Elliot, Julie. (1992). Price and Consumption. Journal of Economic [Internet]. Available from:    <http://search.proquest.com/docview/233557257/132FD52695426A37AAC/20?accountid=44945> [Accessed 11 November 2011].
Jennifer, Barker and Frederick David. (2000). Elastic or Inelastic. Journal of Economic [Internet]. Available from: <http://search.proquest.com/docview/228337251/132FD52695426A37AAC/14?accountid=44945> [Accessed 11 November 2011].
Mankiw,N.Gregory. 2004. Principles of Economics. Jakarta: Salemba Empat
McEachern.  2000. Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat
Rissels, Bills. (2011). Price Elasticity of Demand. Journal of Economic [Internet]. Available from: <http://search.proquest.com/docview/902758503/132FD834A7172D843DF/9?accountid=44945> [Accessed 11 November 2011].









Tidak ada komentar:

Posting Komentar