Sabtu, 24 Desember 2011

resensi : Dirinya adalah Diriku


Dirinya adalah Diriku
Judul buku      :  My Sister’s Keeper (Penyelamat Kakakku)
Pengarang       : Jodi Picoult
Penerjemah      : Hetih Rusli
            Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
            Tahun terbit     : 2009            
            Cetakan ke      : 7
Tebal buku      : 528 halaman 
Jenis buku       : Fiksi
Jodi Picoult adalah seorang penulis yang telah berhasil menerima penghargaan New England Book Award untuk karya fiksi. Sampai tahun 2006, sudah 13 novel yang diterbitkannya. Kebanyakan novelnya membicarakan tentang keluarga, hubungan pribadi, dan cinta. Penulis yang sejak remaja sudah bercita-cita sebagai penulis ini menerima gelar A.B. jurusan creative writing dari Princeton University dan gelar master bidang pendidikan dari Harvard University.
Dalam buku “My Sister’s Keeper “ini, Jodi menceritakan kehidupan seorang remaja bernama Anna yang dilahirkan dengan tujuan untuk menyelamatkan hidup kakaknya yang terserang penyakit leukemia. Kate menderita penyakit leukemia sehingga membutuhkan donor limfosit dan sumsum tulang untuk transplantasi. Semua yang dibutuhkan untuk menyembuhkan Kate hanya dapat diperoleh dari saudara sekandungnya. Setelah melalui pemeriksaan kesehatan ternyata Jesse, kakak Kate tidak memiliki kecocokan dengannya sehingga ia tidak bisa menjadi pendonor. Oleh karena itu, untuk mendapatkan donor yang sesuai bagi Kate para ilmuwan menciptakan kombinasi spesifik dari bahan genetik menggabungkan sel telur ibunya dengan sel sperma ayahnya menggunakan sistem bayi tabung. Beberapa jam setelah lahir, Anna sudah menyumbangkan sel darah tali pusat untuk kakaknya. Setelah itu Anna menjalani puluhan suntikan, transfusi darah, dan operasi agar Kate bisa melawan leukemia yang diderita sejak kanak-kanak. Untuk tujuan menyelamatkan hidup Kate-lah Anna dilahirkan. Bagi Anna, dia tidak akan hidup jika Kate tidak sakit.
Ketika penyakit Kate bertambah parah, ibunya meminta Anna agar dia mau  menyumbangkan ginjal untuk Kate yang nyaris sekarat. Anna berpikir keras atas permintaan ibunya itu. Menginjak usia remaja, Anna mulai berani mempertanyakan tujuan hidupnya. Ia terus berpikir sampai kapan ia harus terus menyuplai kebutuhan kakaknya. Sehingga Anna memutuskan untuk menggugat orangtuanya agar ia memperoleh hak atas tubuhnya sendiri. Keputusan yang membuat keluarganya terpecah dan mungkin berakibat fatal untuk kakak yang amat disayanginya.
Apakah gugatan Anna berhasil sehingga ia memperoleh hak atas tubuhnya sendiri? Bagaimanakah respon dan tindakan yang dilakukan keluarga Anna? Bagaimana nasib Anna selanjutnya? Bagaimanakah nasib Kate tanpa bantuan Anna, mampukah ia tetap bertahan hidup?
Novel ini ditulis dalam beberapa sudut pandang, satu persatu kisah menguak nasib Kate yang tersiksa karena penyakitnya yang tak kunjung sembuh dan juga nasib Anna yang harus selalu merelakan organnya untuk disumbangkan dengan semua kesakitan yang harus ia rasakan saat melakukannya. Di bagian awal cerita mengisahkan kehidupan dari sudut pandang Anna kemudian dilanjutkan dari sudut pandang pengacaranya, ibunya, ayahnya, Kate, Jesse dan lain-lain. Cerita demi cerita terus mengalir hingga konflik batin yang bergejolak di hati Anna yang memuncak di usianya yang remaja membuat cerita dalam novel ini semakin menarik. Disajikan dengan sistem penyajian yang menarik dan cover yang memukau membuat novel ini semakin mempesona. Membaca novel ini membuat kita tertarik dan semakin penasaran dengan kelanjutan kisahnya. Hanya saja, terkadang bahasanya sulit dipahami karena novel“My Sister’s Keeper “ini adalah novel terjemahan. Bahasa yang digunakan dalam novel ini menggunakan bahasa Indonesia hasil terjemahan dari bahasa asing. Buku ini sangatlah menarik untuk dibaca oleh remaja, dan juga tidak mengurangi kesempatan bagi para orang tua untuk membacanya.          






Tidak ada komentar:

Posting Komentar