Sabtu, 24 Desember 2011

Puisi


JIWA – JIWA YANG KELAM
                                                          Mustika Dwi A.

Hari masih petang
Jiwa – jiwa itu redup dalam kelam
Jiwa – jiwa itu masih terlelap dalam tidurnya
Ketika hari mulai terang
Jiwa – jiwa itu tak kunjung bergerak
Jiwa – jiwa itu tak kunjung melangkah
Sunyi, sepi, tanpa suara

Namun kulihat sesosok jiwa yang melangkah dalam kelam
Bangkit dari tidurnya
Bangkit dalam kelamnya kehidupan
Menyongsong terangnya hari yang menjanjikan
Namun, hanya satu jiwa
Lantas...
Jiwa – jiwa yang lainnya
Masih terlelap...terlelap...dan terlelap
Dalam buaian mimpi yang lebih indah
Dari sebuah kenyataan dunia

Sanggupkah sesosok jiwa itu
Seberkas cahaya terang itu
Mampu menyinari gelapnya dunia
Menyingkap kabut kelam yang jahat
Yang menyelimuti mereka
Membelenggu jiwa – jiwa yang kelam
Bangkit – bangkitlah jiwa – jiwa yang kelam
Masa depan yang cerah masih menunggumu
Hari esok masih cerah
Menunggumu dengan indah
Lebih indah dari mimpi – mimpimu

Bangkit – bangkitlah jiwa – jiwa yang kelam
Hari masih menunggumu
Namun hari ini tak akan terulang kembali
Dan hari itupun tak mampu menunggu lama
Waktu akan segera lenyap
Tak kuasa menahan kelamnya jiwamu

Bangkit – bangkitlah jiwa – jiwa yang kelam
Waktumu akan musnah
Hilang ditelan kegelapan
Bangun...
Gunakanlah masa mudamu
Sebelum datang masa tuamu

Bangkit – bangkitlah jiwa – jiwa mudaku
Dunia ini sangat membutuhkanmu
Bangunlah aku seperti mereka membangun negeri tercintanya
Bangunlah aku untuk para anak cucumu
Bangunlah aku untuk masa depan cerahmu
Indonesia Pasti Bisa

                                                                                                            Mustika Dwi Ambaryati                                                                                                                              (XII IPA 7 /19)     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar